KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-NYA makalah yang
berjudul “Kehamilan Lewat Bulan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ASKEB IV pada Universitas Respati
Yogyakarta. Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak dalam bentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan
spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana.
Disamping itu, penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah barang tentu masih ada
kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena itu, tegur
sapa dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan
seperlunya sangat penulis harapkan.
Pada akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 3 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan lewat waktu
merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi
komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280
hari dari Hari Pertama haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut
serotinus atau postterm pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama
lebih dari 42 minggu atau 294 hari. Beberapa penulis menghitung waktu 42 minggu
setelah haid terakhir, ada pula
yang mengambil 43 minggu. Postterm, prolonged, postdates, dan postmature merupakan istilah yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (40 minggu).
yang mengambil 43 minggu. Postterm, prolonged, postdates, dan postmature merupakan istilah yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (40 minggu).
Menurut standar internasional
dari American College of Obstetricians and Gynocologist (1997), kehamilan
jangka panjang atau prolonged pregnancy ialah kehamilan yang terjadi dalam
jangka waktu lengkap 42 minggu (294 hari) atau lebih, yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Yang dimaksud lengkap 42 minggu ialah 41 minggu 7 hari,
jika 41 minggu 6 hari belum bisa dikatakan lengkap 42 minggu2. Kehamilan yang
terjadi dalam jangka waktu >40 minggu sampai dengan 42 minggu disebut
kehamilan lewat tanggal atau postdate pregnancy.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Kehamilan lewat bulan
(serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan hari taksiran
persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dimana usia
kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294 hari).
2.2. Insiden
Angka kejadian
kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5-14%. Data statistik
menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang
dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu
mencapai 5 -7 %. Variasi insiden postterm berkisar antara 2-31,37%.
2.3. Etiologi
Penyebab pasti
kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya
adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal,
kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang
janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Menurut dr.
Bambang Fadjar, SpOG dari Rumah Sakit Asih, Jakarta Selatan, penyebab kehamilan
lewat waktu adalah kelainan pada janin sehingga tidak ada kontraksi dari janin
untuk memulai proses persalinan. Kelainan janin tersebut antara lain
anensephalus, hipoplasia, kelenjar supra renal janin, dan janin tidak memiliki
kelenjar hipofisa, kelainan pada plasenta yang berupa tali pusar pendek dan
kelainan letak kehamilan. Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah
sebagai berikut:
·
Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab
yang paling sering.
·
Tidak diketahui.
·
Primigravida dan riwayat kehamilan lewat
bulan.
·
Defisiensi sulfatase plasenta atau
anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
·
Jenis kelamin janin laki-laki juga
merupakan predisposisi.
·
Faktor genetik juga dapat memainkan
peran.
Jumlah kehamilan
atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya kehamilan
lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami
kehamilan lewat waktu ketimbang yang berkulit hitam.
Di samping itu
faktor obstetrik pun ikut berpengaruh. Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang
terlambat atau tidak adekuat (cukup), kehamilan sebelumnya yang lewat waktu,
perdarahan pada trisemester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin
laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan),
dan cacat bawaan janin.
2.4. Resiko
Risiko kehamilan
lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, sampai
kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari pada
kehamilan aterm1. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak di bawah kulit
menipis bahkan sampai hilang, lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan
mengering seperti kertas perkamen. Rambut dan kuku memanjang dan cairan ketuban
berkurang sampai habis. Akibat kekurangan oksigen akan terjadi gawat janin yang
menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai cairan ketuban
menjadi hijau pekat.
Pada saat janin
lahir dapat terjadi aspirasi (cairan terisap ke dalam saluran napas) air ketuban
yang dapat menimbulkan kumpulan gejala MAS (meconeum aspiration syndrome).
Keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin. Komplikasi yang dapat mungkin
terjadi pada bayi ialah suhu yang tidak stabil, hipoglikemia, polisitemia, dan
kelainan neurologik. Kehamilan lewat
bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia karena aksi
uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang.
Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia
bahu, dan perdarahan postpartum.
2.5. Diagnosis
Diagnosis
kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele setelah
mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka
pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan
informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin
ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang.
Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat waktu, antara
lain :
1. HPHT
jelas.
2. Dirasakan
gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar
denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 19-20 minggu
dengan fetoskop).
4. Umur
kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari atau
sama dengan 20 minggu.
5. Tes
kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan. Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih atau kurang satu minggu.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan. Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih atau kurang satu minggu.
Pemeriksaan
sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai sensitifitas 75% dan
tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifisitas 100% dalam menentukan
adanya disfungsi janin plasenta atau postterm. Kematangan serviks tidak bisa
dipakai untuk menentukan usia kehamilan. Tanda kehamilan lewat waktu yang
dijumpai pada bayi dibagi atas tiga stadium1:
1.
Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan
verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2.
Stadium II. Gejala stadium I disertai
pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
3.
Stadium III. Terdapat pewarnaan
kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
Yang paling
penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan janin,
karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan
janin dapat dilakukan :
1.
Tes tanpa tekanan (non stress test).
Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan
oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,8%
menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang
positif, meskipun sensitifitas relatif rendah tetapi telah dibuktikan
berhubungan dengan keadaan postmatur.
2.
Gerakan janin. Gerakan janin dapat
ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali/ 20 menit) atau secara
objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/ 20 menit), dapat juga
ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan
USG (normal >1 cm/ bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila
ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3.
Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban
yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban
sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.
2.6. Penatalaksanaan
Prinsip dari
tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan
janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa
cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1. Induksi
partus dengan pemasangan balon kateter Foley.
2. Induksi
dengan oksitosin.
3. Bedah
seksio sesaria.
Dalam mengakhiri
kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat,
antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak
ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang
(porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu,
pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
·
Bila nilai pelvis >8, maka induksi
persalinan kemungkinan besar akan berhasil.
·
Bila PS >5, dapat dilakukan drip
oksitosin.
·
Bila PS <5, dapat dilakukan
pematangan servik terlebih dahulu, kemudian lakukan pengukuran PS lagi.
Tatalaksana yang
biasa dilakukan ialah induksi dengan oksitosin 5 IU. Sebelum dilakukan induksi,
pasien dinilai terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta
diukur skor pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka
induksi persalinan dapat dilakukan. Induksi persalinan dilakukan dengan
oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%. Tetesan infus dimulai dengan 8
tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul
his yang adekuat. Selama pemberian infus, kesejahteraan janin tetap
diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his
adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus
pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat diberikan infus drip
oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul, dapat
dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.
Pada pelaksanaan
di RSU Mataram, kehamilan yang telah melewati 40 minggu dan belum menunjukkan
tanda-tanda inpartu, biasanya langsung segera diterminasi agar resiko kehamilan
dapat diminimalis.
2.7. Pencegahan
Pencegahan dapat
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali
selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali
pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester
ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan
dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8
bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter
mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan
serotinus yang berbahaya.
Perhitungan
dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan
perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal
hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari
sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam
seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 1999.
Saat ini tanggal 4 Maret 1999. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir
adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia
kehamilannya saat ini 9 minggu.
BAB III
TINJAUAN KASUS
KASUS
Seorang NY. Y G1P0Ab0 umur 21 tahun
dengan UK 41+6 minggu datang ke BPS Dwi Maryati dengan keluhan rasa cemas
karena kehamilannya sudah lewat dari hari perkiraan lahir. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan
HPL 13-2-2013
PADA NY Y
G1P0Ab0 UMUR 21 TAHUN
UK 41+6 MINGGU
DI BPS DWI MARYATI,S.ST
NGILIPAR GUNUNG KIDUL
No. Register : 045 / BPS/ BUMIL
Masuk RS tanggal/jam : 26 Februari 2013
Dirawat diruang : -
I.
PENGKAJIAN
DATA, Tanggal/Pukul : 26
Februari 2013/pukul
15.00 Oleh : Bidan
A. Biodata Ibu
Suami
1. Nama :
Ny. Y Tn.
P
2. Umur : 21 tahun 25 tahun
3. Agama :
Islam Islam
4. Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan :
SMU SMU
6. Pekerjaan :
IRT Buruh
7. Alamat :
Kwaru RT 1/RW 3 Kwaru
RT 1/RW 3
Gunung
Kidul Gunung Kidul
B. DATA
SUBYEKTIF
1.
Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilanya
2. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan kehamilannya sudah lewat bulan dari hari perkiraan lahir
3. Riwayat
mensturasi
Menarce : 14 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : teratur
Sifat darah : cair Keluhan
: tidak ada
4. Riwayat
perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah
ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah
pertama : 20
tahun
5. Riwayat
obstetrik
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tgl
|
UK
|
jns prsalinan
|
penolong
|
kompl
|
JK
|
BB
|
Laktasi
|
kompl
|
|
1
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
tanggal
|
Oleh
|
tempat
|
keluhan
|
Tanggal
|
oleh
|
tempat
|
alasan
|
||
1
|
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. Riwayat
kehamilan sekarang
a.
HPM : 6-5-2012 HPL : 13-2-2013
b.
ANC pertama umur kehamilan : 4 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2x, Tempat :bidan , Oleh : bidan
Keluhan : tidak ada
Terapi : vitonal f 1x1/hari, vit C 1x1/hari
Trimester II
Frekuensi : 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan
Keluhan : tidak ada
Terapi : vitonal f 1x1/ hari, vit C 1x1/ hari
Trimester III
Frekuensi : 1x, Tempat : bidan,Oleh : bidan
Keluhan : rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas
Terapi : FE, Vit C, Kalk
d.
Imunisasi TT
TT
I : 20-5-2006
TT
II: 20-6-2006 TT III : 23-9-2012
e.
Pergeraakan janin selama 24 jam
(dalam sehari )
Ibu mengatakan merasakan pergerakan
janin 2x/ jam dalam sehari
8. Riwayat
kesehatan
a.
Penyakit yang pernah/sedang
diderita (menular, menurun dan menahun)
ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun (jantung, paru-paru).
b.
Penyakit yang pernah/sedanng
diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
ibu mengatakakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun (jantung, paru-paru).
c.
Riwayat keturunan kembar
ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan
kembar
d.
Riwayat operasi
ibu mengatakan belum pernah operasi
e.
Riwayat alergi obat
ibu mengatakan tidak ada riwayat
alergi obat
9. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola
nutrisi sebelum hamil saat
hamil
Makan
Frekuensi : 3x/ hari 3x/
hari
Porsi : 1 piring 1
piring
Jenis : nasi, lauk, sayur nasi,sayur,
lauk
Pantangan : tidak ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
Minum
Frekuensi : 10x/ hari 12x/
hari
Porsi : 1 gelas 1
gelas
Jenis : air putih, susu, teh nasi,sayur,
lauk
Pantangan : tidak ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
b. Pola
eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kuning
Keluhan :
tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 5x/
hari 10x/hari
Konsistensi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan :
tidak ada tidak ada
c. Pola
istirahat
Tidur siang
Lama : 2 jam / hari 2
jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak
ada
Tidur malam
Lama : 8 jam / hari 8
jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak
ada
d. Personal
hygiene
Mandi : 2x/ hari 2x/
hari
Ganti pakaian : 2x/ hari 2x/
hari
Gosok gigi : 2x/ hari 2x/
hari
Keramas : 4x/ minggu 4x/ minggu
e. Pola
sexsualitas
Frekuensi : 4x/ minggu 1x/
minggu
Keluhan : tidak ada
tidak ada
f. Pola
aktifitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
ibu mengatakan selalu mengkuti
kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi
10. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman berakohol)
ibu mengatakan tidak pernah
melakukan kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu,
minuman berakohol
11. Pisikososiospiritual
(penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan sosial, perencanaan
persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi,
kegiataan
ibadah, kegiataan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
a.
Ibu mengatakan suami dan keluarga
sangat senang dengan kehamilanya
b.
Ibu mengatakan mendapatkan dukungan
sosial dari masyarakat
c.
Ibu mengatakan sudah merencanakan
persalinan di RB
d.
Ibu mengatakan akan memberikan ASI
esklusif pada bayinya
e.
Ibu mengatakan ingin merawatbayinya
sendiri dengan keluarga
f.
Ibu
mengatakan rajin beribadah
g.
Ibu mengatakan selalu mengikuti
kegiatan sosial
h.
Ibu mengatakan sudah menyiapkan
keuanganya untuk bersalin
12. Pengetahuan
ibu (tentang kehamilan, persalinan dan
laktasi)
ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi
13. Lingkungan
yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
ibu mengatakan dilingkungan rumah
tidak memelihara hewan
C.
DATA
OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmetis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 110/70 mMHg Nadi : 81x/ menit
Pernapasan : 21x/ menit Suhu
: 36,5 C
Berat badan : 55 kg Tinggi
bdn:155 cm
2.
Pemeriksaan
fisik
Kepala
: mesosepal, tidak ada bekas luka,
tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan
Rambut : lurus, hitam, tidak rontok, dan tidak
ketombe
Muka
: oval, tidak pucat, tidak odem,
tidak ada bekas luka
Mata
: simetris, tidak starbismus,
konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda-tanda infeksi
Hidung : simetri, berlubang, tidak polip
Mulut
: lembab, tidak pecah-pecah, gusi
tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies
Telinga
: simetris, pendengaran baik, tidak
ada secret, gendang telinga tidak pecah
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada
: simetris,tidak ada retraksi
dinding dada,tidak ada wezing
Payudara
: simetris, puting menonjol,
hiperpigmentasi mamae, kolostrum sudah keluar
Abdomen
: tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum
Palpasi leopod
Leopod
I : teraba bulat, tidak melenting,
lunak, berati letak(bokong)
Lepod
II : bagian kanan teraba
kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas, bagian kiri teraba memanjang seperti
papan,ada tahanan berarti punggung
Leopod
III : bagian terendah janin teraba
bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan berarti kepala
Leopod
IV :tanggan tidak bisa bertemu berarti
kepala sudah masuk panggul(divergen)
Osborn test : -
TFU menurut Mc.Donald : 33 cm
TBJ :
(33-11)x155=3410gr
Auskultasi DJJ : 155x/ menit
Ekstremitas
atas : jumlah jari lengkap,
kuku tidak pucat, tidak terdapat odem, gerakan aktif
Ekstremitas
bawah : jumlah jari lengkap,
kuku tidak pucat, tidak odem, tidak varises, reflek patela positif
Genetalia
luar : bersih, tidak
ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,
Anus : bersih, belubang, tidak hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu) : -
3.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan laborat
HB : 10 gr%
4.
Data
penunjang
Tidak ada
II.
INTEPRETASI DATA
A.
Diagnosa
kebidanan
Seorang Ny Y umur 21 tahun
G1P0Ab0 Uk 41+6 minggu, janin
tunggal, hidup intrauteri, puki, preskep janin hidup intra uteri
Ds
:- ibu memgtakan ini kehamilan yang pertama
- ibu mengatakan
berumur 21 tahun
- ibu mengatakan
HPM : 6-5-2012
- ibu mengatakan
hamilnya sudah lewat dari perkiraan lahir
Do : - KU :
baik
-Kesadaran :
composmetis
- vital sign :
TD :11O/70 mMHg S :36,5
C
N :21x/
menit R :81x/menit
- TFU :33
cm
-BB : 55kg
- DJJ : 155x/ menit, kuat
- Leopod I : teraba bokong
- Leopod II : teraba punggung disebelah kiri
- Leopod III :
teraba
kepala
- Leopod IV : teraba kepala sudah masuk panggul
B.
Masalah
Tidak ada
C.
Kebutuhan
Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
POTENSIAL
-
Potensial terjadinya fetal distres
-
Potensial terjadinya syok hipovolemik
pada ibu
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
-
Lakukan rujukan ke dokter SPOG bila
keadaan ibu dan janin memburuk
V. PERENCANAAN
Pukul
: 15.10 WIB
1.
Beritahu ibu tentang hasil
pemeriksaan/kondisi ibu
2.
Anjurkan ibu untuk melakukan
hubungan seksual
3.
Anjurkan ibu untuk istirahat,
rileks dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat
4.
Beri KIE nutrisi ibu hamil
5.
Pantau adanya tanda dan gejala syok
hipovelemik
6.
Lakukan pemeriksaan DJJ secara
periodik
7. Lakukan
rujukan
8. Dokumentasi
VI. PELAKSANAAN
Pukul
: 15. 15 WIB
1. Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan
TD :11O/70
mMHg S :36,5 C
N :21x/ menit R :81x/menit
TFU :33
cm DJJ :
155x/
menit, kuat
BB :
55kg
2. Menganjurkan
ibu untuk melakukan hubungan seksual, karena hormon prostaglandin dapat
merangsang kontraksi supaya terjadi tanda-tanda persalinan.
3. Menganjurkan
ibu untuk perbanyak istirahat, rileks dan mengurangi aktifitas yang berat.
4. Memberitahu
ibu untuk makan,makanan yang bergizi yang mengadung protein misalnya tahu, tempe, telor dan ikan. Karbohidrat
misalnya nasi, roti, jagung,
singkong dan lain-lain. Vitamin misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral
misalnya susu dan sayuran hijau-hijauan.
Memberitahu ibu agar tidak makan
makanan yang mengganggu kesehatan misalnya bahan makanan yang banyak mengadung
bahan pengawet, minum
minuman berakohol, minum jamu dan merokok.
5. Memantau
adanya tanda syok hipovelemik dengan cara melalukan pemeriksaan tanda-tanda
vital sign,KU.
6. Melakukan
pemeriksaan/pemantauan DJJ secara periodik setiap 15 menit sekali
7. Melakukan
rujukan ke dokter SPOG
8. Melakukan
dokumentasi
VII. EVALUASI
Pukul
: 15.45 WIB
1.
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang
keadaanya
2.
Ibu mengatakan sudah mengerti tentang
anjuran yang diberikan oleh bidan
3.
Ibu bersedia untuk melakukan istirahat
total ditempat tidur dan mengurangi aktivitas yang berat.
4.
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang
nutrisi ibu hamil dan ibu dapat menjelaskan kembali
5.
Sudah dilakukan pemantuan pda ibu
6.
Sudah dilakukan pemantauan DJJ
7.
Sudah dilakukan rujukan ke dokter SPOG
8.
Sudah dilakukan dokumentasi
BAB IV
PENUTUP
Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan
yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid
terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau postterm
pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau
294 hari.
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini
belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui
pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya
kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau
kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko
pada ibu, antara lain distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin
besar, dan moulding (moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai partus
lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali
pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua
(antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28
minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan
sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan
seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter
mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan
serotinus yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wiknjosastro H. Kelainan Dalam Lamanya
Kehamilan. Dalam Ilmu Kebidanan hal. 317. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta 2005.
2.
Cunningham FG et al. Postterm Pregnancy.
Williams Obstetric, 22st ed. Mc.Graw Hill Publishing Division, New York, 2005.
4. Fadjar,
Bambang. Bayi Berukuran Besar dan Tali Pusar Pendek Bisa Sebabkan Kehamilan
Lewat Waktu. Tabloid Mom & Kiddie, edisi 09/th II/7-30 desember 2007.
5. Mansjoer
Arif, et al. Induksi persalinan. Dalam kapita selekta kedokteran ed.3 cet.1
hal. 300. Media Aesculapius, Jakarta. 2000.
6. Fouda
Ashraf. Prolonged Pregnancy. Damietta specialized hospital. 2006.
7. Chan,
L.G. Post-Maturity. The Bulletin of Hongkong Chinese Medical Association.
Department of Obstetrics & Gynaecology, University of Hongkong.
8. Mochtar,
Rustam. Postmatur. Dalam: Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi ed.2. EGC:Jakarta. 1998.
9. Karkata,
M. K., dkk. Kehamilan Postterm. Dalam: Pedoman Diagnosis – Terapi Dan Bagan
Alir Pelayanan Pasien. SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNUD, RS Sanglah,
Denpasar. 2003.